

Teluk Lamuri dikawasan ujung pulau Sumatera (Aceh Besar, sekarang) sebutan untuk Selat Malaka, juga ada kerajaan Lamuri (dalam hikayat Aceh). Lamuri tenggelam kelaut disebutkan dalam kisah Aceh, teluk yang tenggelamnya kerajaan Lamuri yang disebut teluk Lamuri dalam Buku Cilatipikaram Srilangka, dikisahkan ada sebuah Negeri penghasil emas yang Negeri tersebut sangat besar dan namanya Kumari Kandam, juga tenggelam kedalam laut, kisah ini sama dan tempat kejadiannya sama.
Lamuri Kuno sudah peraban Melayu Sejak 12.000 tahun yang lalu.
Mengenai Lamuri ada kesamaan antara Aceh terdahulu yaitu Lamuria dan Lamuri yang tidak mungkin terjadi begitu saja. Mengenai kisah Atlantis Lamuria oleh Prato dalam buku Critias “Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik didunia dan karena bisa menampung pasukan dalam jumlah yang banyak. ” (Critias).
Tanah itu juga mendapat keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah disemua tempat (Critias) “Orichalum (logan) bisa digali dibanyak wilayah di pulau itu. dimasa itu Orichalum lebih berharga dari pada logam lainnya, dipulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup didarat maupun di air (sungai), yang hidup digunung atau di daratan. bahwa di pulau itu juga terdapat banyak Gajah.” (Critias).
Di India sendiri ada sejarah dan cerita rakyat turun temurun tentang negeri emas yang hilang, mengenai cerit tersebut dapat kita rangkaikan, begini : Syahdan ada sebuah negeri yang Tuhan limpahkan kekayaan yang luar biasa banyaknya yang mendirikan gerbang kota dan istana-istana dari emas dan perak, kota itu sedemikian makmur dan memiliki pasukan angkatan bersenjata yang amat sangat kuat yang menjajah negeri tetangganya. Karena sedemikian kayanya kaum itu menjadi sombong dan mengatakan iri terhadap kekayaan mereka. Tuhan murka dan mengirim gempa bumi dan air laut yang menggelamkan negeri tersebut dalam satu malam kedalam Samudera (Legenda Hindia).
Benua Melayu itu, suatu kejadian besar di Asia Tenggara ini, tapi kemudian telah tenggelam (Karam) gempa bumi, dan penduduknya lari untuk menyelamatkan diri mereka kepuncak gunung-gunung yang tinggi, sebab itulah berdasarkan buku “Sedjarah Melayu” bahwa negeri Melayu itu bermula diatas gunung bukan berasal dari tepi pantai atau negeri lainnya. Begitu juga nenek moyang berasal dari puncak gunung berapi, dan turun ke lembah membuat negeri, kedatangan nenek moyang ini disimpulkan dalam satu kisah ini sejalan dengan pendapat Sardjana Wallace dan Weber yang memeriksa lautan di Asia Tenggara pada tahun 1843 M, menyatakan jauh di zaman purba kala pulau-pulau nusantara.
Ini menaut dengan semenanjung Malaya, ini terjadi oleh sesuatu gempa yang akhirnya berpisah-pisah pulau dari satu menjadi beberapa pulau kecil dan besar, hal ini dapat dibuktikan dengan fauna dan flora serupa saja di Asia Tenggara ini. (Dada Meuraksa : Kerajaan Melayu Purba).
Sumber : Tarich Aceh, menyebutkan bahwa (zaman dahulu dikawasan Kuta Raja : Aceh Besar adalah laut) ini diketahui sampai Aneuk Glee Indra Puri, kemudian laut ini surut dan wilayah Negeri Aceh meluas lagi. beberapa kawasan di Aceh dari cerita rakyat turun temurun telah melihat dikawasan Blang Bintang kawasan yang berasal dari kawasan laut, ini membuktikan kawasan tanah Aceh tempo dulu.
Sumber : Tarich Aceh, menyebutkan bahwa zaman dahulu kala kawasan Aceh Besar adalah laut sampai Aneuk Glee Indrapuri, kemudian laut surut dan wilayah negeri Aceh luas kembali, beberapa para ahli telah melihat kawasan blang bintang kawasan yang tamunya kawasan tersebut berasal dari laut, ini dapat dibuktikan banyak kulit kerang mati ditemukan didaerah tersebut, Tanah Aceh dulu pernah menjadi laut, dan ini bukanlah legenda, ada peradaban kuno yang telah mendiami Aceh di 12.000 tahun yang lalu.
Kisah sejarah masa lampau sangat menarik untuk dikaji kembali, sehingga anak cucu kita mengetahui bagaimana kisah dan sejarah negeri Melayu Nusantara ada, mungkin kedepan perlu penelitian lebih mendalam tentang air laut Lamuria.
Kisah Negeri emas oleh Jhon Davis, melaporkan bahwa Sultan Aceh yang diwaktu itu dipimpin Sultan Sayyidil Al Mukammil, mengatakan bahwa pada zaman Nabiyullah Sulaiman mengirim utusan ke Aceh, utusan tersebut untuk mencari emas dan oleh Sultan Sayyidil Al Mukammil memberikan emas yang sangat banyak kepada Radja dan Nabi Sulaiman, negeri tersebut dimasa itu dikenal dengan nama Negeri Ophir, dan setelah lama Ophir berubah menjadi Negeri Achir (Aceh) di India sampai hari ini dikenal Negeri Ache, Achir yang bermakna negeri emasemas.
Mengenai kisah sejarah asal usul negeri Aceh cukup banyak versi pendapat, ada yang menyatakan Aceh dari pohon si Aceh, ada juga yang menyatakan Aceh dengan sebutan Aca yang artinya Indah, ada juga pendapat lain yang menyatakan Aceh itu Achimenia yang menempati pulau Ruja. di kisah Hindia Negeri Aceh atau Achir adalah merupakan Negeri Dua Raka seperti yang dikisahkan dalam kisah sejarah Krisna dan Shinta.
Pemerhati Sejarah : Abunas Al Plimbani
